“Dan siapakah yang lebih
baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengajarkan amal
sholeh dan berkata : ‘sesungguhnya aku termasuk orang yang menyerahkan diri’.”
Menjadi seorang seperti
Zainudin MZ, Aa’ Gym atau Luthfiah Sungkar barangkali menurut sebagian orang
tidak mudah. Atau menjadi seorang Reza “presenter”, Ihsan Tanjung atau Mbak
Sita tampaknya sesuatu yang “Ah, tidak mungkin…!”. Adalah segala
sesuatunya menjadi mungkin dan amat mudah bagi Allah, artinya di samping ada
kemauan untuk belajar dan berlatih, dan usaha yang maksimal, ada kehendak Allah
di dalamnya. Namun sebelum kita bicara tentang bagaimana menjadi seorang orator
yang baik, ada baiknya terlebih dahulu kita fahami bahwa dakwah itu apa.
Dakwah artinya mengajak
untuk menyeru manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya terang benderang
yaitu Islam, dengan cara yang penuh hikmah dan baik. Dalam Al Quran surah An
Nahl (16) ayat 125 :
“Serulah (manusia) ke jalan
Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat
petunjuk”
Kemudian di surah Ash Shaff
ayat 2-3:
“Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
Berdasarkan dalil tersebut
kita pahami bersama bahwa dakwah dengan lisan adalah penting dan agar tercapai
tujuan harus dengan cara hikmah dan baik. Dan yang perlu untuk diingat pula
bahwa seorang da’i pun dituntut untuk melaksanakan apa-apa yang dia ucapkan,
sebagai sebuah konsekuensi.
Berbicara adalah modal
dasar seorang da’i dan hal itu dapat dilatih. Bagaimana cara berbicara di
forum-forum tabligh atau ta’lim agar menarik perhatian pendengar dan pesan
tersampaikan dengan baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika berbicara :
1. Persiapan sebelum berbicara
- kuasai materi dengan baik
(hafalkan)
- perhatikan waktu kedatangan kita
(bila telat, maka akan tergesa-gesa)
- perhatikan penampilan (busana:
sederhana dan serasi; atribut; dsb.)
- kenali audiens
(tanyakan pada panitia penyelenggara)
2. Ketika berbicara
- membuka materi dengan merebut
atensi audiens
- variasi suara (volume, kecepatan,
nada bicara, intonasi)
- ekspresi wajah (mata dan bibir)
- bahasa tubuh (posisi tubuh,
gerakan tangan, posisi kaki, kebiasaany)
- menutup pidato dengan mengesankan
(mengutip ayat atau kata mutiara, kesimpulan, ajakan dan motivasi, pantun,
dsb.)
dikutip dari : http://yulfa-cindosari.blogspot.com/2008/09/tips-menjadi-orator-ulung.html
0 komentar:
Posting Komentar