Seorang
profesor memasuki ruang kuliah sambil membawa ember transparan berukuran
sedang, batu-batu besar, kerikil, pasir dan air. Kemudian profesor mata
kuliah filosofi itu memasukkan batu-batu besar ke dalam ember, satu per
satu hingga ember itu penuh oleh batu- batu berukuran besar. Semua
mahasiswa heran dan memperhatikan dengan seksama. Kemudian sang
profesor mengajukan satu pertanyaan. “Apakah ember ini sudah tidak dapat
diisi lagi?” tanya profesor memecah keheningan.
Para mahasiswa serentak menjawab, “Ya. Masih bisa,” meskipun
mereka melihat ember itu sudah penuh. Profesor itu tersenyum,
lalu menuangkan kerikil ke dalam ember itu hingga tak tersisa
satu kerikilpun di luar. “Apakah kalian kira ember ini sudah tidak
dapat diisi lagi?” tanya profesor. Para mahasiswa agak bingung. Mereka
ragu-ragu. Suara mereka mulai terpecah. Sebagian mengatakan, “Tidak. Ember
sudah penuh!” Sementara yang lain mengatakan, “Masih bisa.”