Ka,
Jika
kau mencintai seseorang seperti aku mencintaimu
Kau
akan kehilangan akal sehat
Kau
tak pernah menyakiti hatiku
Aku
sendiri yang mencemari hatiku dengan perasaan sakit
Tiap
waktu berlalu, kuratapi asa yang tak berlaku
Mengumpat
- ngumpat keadaan yang tak berpihak
Ah,
Ka
Kau
malah masih saja bertanya,
"hidupmu
bahagia?"
Kau
memang tak tahu,
Aku
lari dalam tangis malam itu
Kumantap
- mantapkan tekad
Tak
'kan kubiarkan hatiku tunduk pada celah hatiku yang luka
Ka,
Sekarang
aku sudah bisa kembali membuka buka catatan lama tanpa ngilu di dada,
Kudengar
bisikanmu mesra, "tulislah semua pesan yang Tuhan sampaikan lewat tiap
detik episode peran yang kita mainkan dalam kehidupan.."
Haha.
Kau masih saja merasukiku dengan caramu yang tak biasa.
Aku
menduga entah hatimu seluas apa
Benar
katamu Ka,
Dengan
pikiran kau bisa menjadikan hidupmu berduri - duri atau berbunga - bunga
dan
dengan hati bijaksana… hidupmu penuh cinta.
Perasaanmu
itu manifestasi cinta Illahi
"Maka
bukalah hati untuk semua, jangan untukku saja. Hihi."
Ka,
kini aku bisa berdamai dengan sepi
Biarlah
meski tak ada yang peduli pada kawan yang merasa sepi
Tapi
sepi peduli padaku sendiri
kini
aku bisa berujar seperti Zulaikha,
"untuk
engkau telah menggalikan untukku intan - intan rahasia hakikat; kau bukakan
untukku sumber segala cahaya yang sebenarnya, dan kau tunjukkan kepadaku jalan
kebenaran. Untuk itu pula, engkau palingkan wajahmu dari cintaku. Kau
singkapkan tabir yang menutupi tujuan harapan sejati, kau tunjukkan bagiku
jalan ke arah sang mentari, bukan sekedar kepada atom - atom cahayanya. Aku
menjadi paham bahwa sejatinya cintaku padamu tidak lebih dari sebuah metafora.
Karenamu aku memahami makna sebuah hakikat, dan karenanya aku rela meninggalkan
cinta semu.
Dan
untuk itu, perkenankan aku berdoa semoga Allah membalasa kebaikanmu karena
telah membukakan pandangan mataku dan menjadikan aku berserah kepada Ruh segala
Ruh; Ruh yang hakiki. Kau telah putuskan dari hatiku ikatan cinta kepada selain
Dia. Andai setiap helai rambut yang ada ditubuhku berubah menjadi lidah, pasti
semuanya akan bertutur penuh terimakasih atas kebaikanmu karena aku tidak akan
pernah mampu menggali intan terimakasih ku padamu dan aku pun tidak kuasa
mengungkapkan terimakasih yang sepadan dengan kebaikanmu walau seujung rambut
.."
Ka,
Aku
akan kembali mulai membaca, mengeja semesta,
menata
cinta
memandang
sang Pencipta menyingkirkan yang menghalang...
Dan
untukmu Ka,
Dengan
siapapun kau bersama
semoga
Allah selalu ada dihatimu, dan hatiku
Terimakasih
Atas
kesediaanmu mengajakku menaiki awan menembus galaksi…
Melirik
benci kubangan nafsu yang kita jauhi
melihat
bumi
dengan
pandangan para wali…
anonim
0 komentar:
Posting Komentar